Hoshiro

Dari RPG Fantasy Web Indonesia Wiki
Langsung ke: navigasi, cari


Hoshiro, juga dikenal dalam Our Journey sebagai Èxsharaèn atau dipanggil Èxshan, adalah salah satu dari tiga Trihörrèan. Sebagai karakter utama, Hoshiro memegang peranan cukup penting dalam perjalanan mengumpulkan Trihollían. Hingga Chapter 12, Hoshiro tinggal di Peternakan Maro, sebuah kota satelit di dekat Xanâdhí, sebelum akhirnya terpanggil untuk melakukan perjalanan.

Nama

Kata Hoshiro bukanlah kata dalam Bahasa Umum. Tidak ada yang tahu asal kata ini; dalam RPN, ibu Hoshiro hanya menyatakan bahwa nama ini berasal dari sebuah kata di negeri seberang yang berarti bintang<ref>Hoshiro/Èxsharaèn. RPG Fantasy Web Indonesia (daring: http://rpgfantasy.web.id/dunia_lain/rpn/our_journey/tokoh/exsharaen.html). Dikutip 6 Mei 2020.</ref>. Negara tersebut belum pernah muncul dalam RPN (paling tidak hingga Chapter 41). Pada dunia nyata, kata Hoshiro berasal dari bahasa Jepang 星ロ (hoshiro) dengan kata hoshi sendiri berarti bintang. Nama Hoshiro diberikan karena ia lahir tepat pada saat ada bintang jatuh.

Nama Èxsharaèn sendiri tidak memiliki arti dalam Bahasa Umum. Seperti yang sudah diceritakan, Hoshiro lebih sering dipanggil Èxshan di kalangan rekan-rekan kerjanya.

Perkembangan

Hoshiro dilahirkan pada tanggal 9 bulan 6 tahun 154800 H.R. di sebuah kota kecil bernama Xanâdhí, subkingdom Chad Dulûm, kerajaan Líghtran. Walaupun demikian, ia tinggal di Peternakan Maro, peternakan yang dikelola keluarganya, bersama kedua orang tua, seorang kakak perempuan, nenek (dari ibu), dan lima orang pekerja. Sejak kecil, Hoshiro sudah mendapatkan berkah tersendiri, yaitu dapat berkomunikasi dengan alam dan memahami hewan. Ia dapat memprediksi dengan baik kapan hujan akan turun dan mereda, musim terbaik untuk menanam dan panen hasil bumi, memerah sapi untuk mendapatkan susu berkualitas terbaik, dan sebagainya. Masa kecil Hoshiro lebih banyak dihabiskan di peternakan, sehingga ia cenderung pendiam dan jarang bergaul dengan orang lain di luar peternakan. Agar ia belajar bersosialisasi, sesekali ayah Hoshiro menyuruhnya untuk bermain atau mengantarkan hasil peternakan ke kota.

Pada umur sepuluh tahun, ia memutuskan untuk lebih membuka diri dan bersosialisasi dengan penduduk kota Xanâdhí dengan membantu kakaknya mengantarkan susu. Susu Peternakan Maro merupakan salah satu komoditas berharga bagi kota Xanâdhí karena rasanya enak dan memiliki khasiat tinggi. Walaupun pada awalnya malu-malu, namun keahliannya cepat diketahui oleh penduduk kota Xanâdhí, termasuk oleh anak-anak sebaya, sehingga ia cepat mendapatkan teman. Walaupun demikian, Hoshiro tidak pernah bersekolah, sekalipun didorong oleh orang tuanya. Seiring waktu, ia mulai dekat dengan para ksatria dan prajurit, dan pada saat itulah ia mengetahui berkah lain pada dirinya: ia dapat menggunakan sihir. Hanya Hoshiro yang dapat menggunakan sihir dalam sepanjang sejarah keluarganya. Maka, beberapa temannya secara sukarela mengajarinya sihir, dan ia cukup cepat menguasai beberapa sihir dasar yang diajarkan.

Sesuai ketentuan kerajaan Líghtran, pada umur tujuh belas tahun penduduknya diwajibkan memiliki karsh. Hoshiro memiliki konflik batin dalam memilih karsh, karena ia masih ingin menjadi peternak, namun di saat bersamaan ia juga kagum atas pekerjaan Xâtria ataupun Söldium. Kedua karsh tersebut menuntut pekerjaan penuh waktu dan dedikasi tinggi, sehingga tidak dapat dijalankan berdampingan dengan pekerjaan sebagai seorang Ranch-i-ru. Orang tua Hoshiro tidak mewajibkan untuk menjadi seorang peternak atau apapun; Hoshiro harus memutuskan sendiri masa depannya. Atas masukan dari rekan-rekannya, Hoshiro mendaftarkan diri dengan primari i karsh sebagai Ranch-i-ru dan sècöndari i karsh sebagai Pölisia, dan ia diizinkan bekerja paruh waktu. Karsh ini nantinya ditukar setelah ia berangkat meninggalkan Peternakan Maro<ref>Chapter 16: An Unbelievable, Unexpected Meet at the Capital.</ref>.

Pada suatu malam, Hoshiro mengalami mimpi buruk sebagai akibat dari Kutukan Sang Terpilih yang dirapal oleh salah satu anak buah Xhazqun. Berawal dari mimpi buruk inilah perjalanan panjang Hoshiro dimulai<ref>Chapter 12: The Second Prophecy</ref>. Setelah perjalanan yang begitu panjang, akhirnya Kutukan Sang Terpilih terlaksana ketika Hoshiro kembali ke Xanâdhí dan kerasukan roh jahat yang membuatnya melaksanakan mimpi buruknya selama ini, yaitu membantai nyaris seisi kota Xanâdhí dan membunuh ibunya sendiri. Hoshiro akhirnya dapat membalikkan kutukan itu, namun sejak itu ia tercemar hawa kegelapan<ref>Chapter 26: Curse of the Chosen One?</ref>.

Elemen

Hoshiro terlahir dengan elemen Éar. Sepanjang perjalanan, ia dapat mempelajari magi dari beberapa elemen lainnya, namun belum ada yang dominan. Setelah melaksanakan kutukan, Hoshiro dapat menggunakan magi Dâr dan sesekali menggunakan bahasa Illzhath tanpa disadari (biasanya terjadi saat merapal kutukan).

Tema

Tema untuk Hoshiro berjudul Èsth qu Vast, Farh-èndh (Indonesia: Selamat Tinggal Masa Laluku, Inggris: Farewell My Past). Tema ini muncul pertama kali pada Chapter 22<ref>Chapter 22: Across the Sea</ref>. Lirik tema ini sendiri sudah ditulis jauh sebelum Our Journey ditulis. Tema ini menceritakan tentang masa lalu yang kurang menyenangkan, namun tetap harus dihadapi. Situasi kurang menyenangkan tersebut perlahan berubah menjadi menyenangkan, namun hanya di saat-saat akhir sebelum datangnya perpisahan. Sejenak ia tidak ingin berpisah dengan masa lalunya, namun akhirnya ia sadar, bahwa masa depan yang lebih cerah sudah menunggu. Tema ini ditulis terlebih dahulu dalam bahasa Indonesia sebelum diterjemahkan ke dalam Bahasa Umum dan bahasa Inggris.

Tema ini memiliki pola unik dan berbeda dibandingkan tema karakter lainnya. Diawali dengan satu baris, setiap bait menambahkan satu baris baru hingga mencapai puncaknya pada bait kesepuluh. Setelah itu, tiap bait berkurang satu baris hingga bait penutup.

Lirik tema Hoshiro memiliki tiga versi, yaitu Bahasa Umum, bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.

Bahasa Umum

Ingat bahwa Bahasa Umum mengizinkan penggunaan bahasa asing, termasuk bahasa Inggris. Beberapa kalimat tidak sesuai dengan tata bahasa Bahasa Umum, namun hal ini amat lumrah dalam puisi maupun lagu.

Èsth il rast èst-nun zhaxq shalla èsth il...

Suppa i kolléan-shæ vèst-is
Chrono fash barâgni

Èst, horréa i iylnas
Nèst, horréa-nun i iylnas
Mar i una tarh vash

In-münchoa il fa volma horréa-nun i yasna
Hæsta il èsth qu farrh um rèalithíun
Farrhun um fèrrazh qu shalla férrazhun
Unia i horréanst qu vashl unh

Chrono i vahl nun-èst finnh pahlst in
In-suna harrth qu èsth
Igna un fahi qas èxum i èsth
Zhèst, ignas un halla èxum-nun i èsth, nun
Zhèst, chrono halla bash unvèrsa

Chrono i Hath warhni in dutann
Math, slavun,
Èsth shlan i yagna unia i garnth lèst
Shalla-nun èsth faria in chav, shalla-nun
Sorréa
Unia i, èst in isth, horréan i, èst

Qarq i èsth öbstanta i harh
Jath i èsth i gagna, yagna
Qu èsth shallill faphar in dorrhian i fanfarun
Qu kalshna vèst
Warnath il than qu èsth in èndh i unia
Crèst, in manth il èsth qu rèalith
Qu summn i farh-èndh

Thalla i èsth in hastæn illath innum
Qu stappia èrnt farrh il illias
Èrnt dorrhian i frazzhun-nun
Qu, in rèalithum, èst dorrhian-èxa i bragn
Unia qu garrhwa-sthæst shalla xan il èsth nadna pal
Unium-tassh qu marhwa-sthæst shalla qarqantum-il
In manth il èsth qu rèalith
Èsth qhall-nun harlth i farh-èndh

Chrono i Ramth suppa il jagna-nun
Forsan sthæst èrnt farrh il illias
Sorréa chronum il crath salm
Am èsth il sörra-valgna
A, sarrth söm crua il Chrono i Ramth
Zhum, unium-varn hallum
Shalla summan arâghna il jaghnum-usn
Darth-nun i dötta-chagna, no more chance
Èrnt shlanum i one more chance

Èsth chrag in shalma in farh
Mèmön i vast èst vahl ilst in aragna uru
Kash una èst in shalmun
Shalmun qu sahn i parâdas
Qu final i sahna taru in horréum
Crèst, final i èsth hanth
Qu shalla darnast
Qu shalnun oban-sthæst
Qu shalnun comman-sthæst
In èsth qu harpna

Èsth illath sharn
In unita bagnum shalla i èndh
Èsth bagnuswa èst; sorréa èsth shalla èndha
Èsth illath sharn
In unita mathin shalla i farh-èndh
Èsth mathanwa èst; sorréa èsth shalla farh-èndha
Èsth illlath sharn
Chrono i Ramth il crua-nun èst
Crèstha, Asna i fathn-ulli qu sthæst

Èsth gargnaumwa-il another chance
Qu qarph in vast
Aprhön qu shanth hadum-sthæst
Lilan in sahra xanth i hazth karzh
Hathna vèst nath i carla
Ilst arâgnum in barva
Sorrést, landh il in mavga
Xandth qu landhum mar burnum olzzhum

Unita in mavga vèst
Palma i mèmön
Palma-nun i mèmön
Unita il dargna shalla illan Fæst
In èsth qu stèppa
Qu fast
Néo i ast

Èst-nun i haltham
Èsth hillöm i vast
Qu shalla èsth farh in
Sorréan èsth shalla i proparé
Sorran i sonar i marn
Qu bargna-imma

Crèsthun parh thörnum i tarh
Crèsthun marth vark i yhant
Èsth fæst né marnu i stèpphun
Karthna-il spirita i marln
Spirita ilst vast

Chrono-sthæst shallma èndh
Nun ilath sarn i
Vasrrhun gasshun
Unita shalla merqan-il

Sorréan
Èsth il-nun qu vast èst
Èsth il déathun vèst, crèst résurrècthun èst

Chrono-sthæst il èndh hæst
Sorréan allâth qu söngum

Èsth qu vast, farh-èndh...

Inggris

Terdapat beberapa kesalahan eja maupun grammar; kesalahan grammar memang disengaja.

I don’t know what to say...

It’s as if it were yesterday
When the time started to fly

Those perfect moments
Even those imperfect moments
So fast will they pass

When first facing those unhappy ones
So strong my will that I just wanted to run away
Run away from the chains will tie
All over the happiness greatfully I like to die

The wheel of time never stops rolling
Sometimes I regret
What I’d felt, said and done
Wish they’d not got supposed to be
Wish time could’ve run back against

Mr. Chronus keeps on His job
And slowly
I started to turn it all over into my own
No more did I felt hates; no more
These days
Everything is just... fun

I passed all the heavy tracks easily
I stepped on my way steadily; be sure
That I was going into the gates of wins
And it got opened for me already
That was when I finally realized
It would come: goodbye

I started to lose all my spirits
To step on any longer, any further
Into the gates of freedom
That is the exit of my togetherness
All I’d built would be just left over
All chains I’d tied would’ve be just loosened
That was when I finally realized
I didn’t want to say goodbye

The Father of Time seems doesn’t care
Forcing me to keep going away
Now the time is running out
And I felt more pain
A, is the Father of Time so cruel; is He?
That all the living things
Must lie on what He wants
Isn’t there just a little chance anymore
To start it all with one more chance

I could only just make it on my mind
The past memories did streamed like a river
Again, I remembered those times
Times full of tires in tries
Which turned into times full of joys
Finally, I think I started to understand
What had to be happened
That I could pass them not
That I could command them not
As I wanted them to be

I know now
Every start has its end
I have started, now shall I end
I know now
Every meeting has its farewell
I have met, now shall I apart
I know now
The Father of Time is not as cruel as He were
He truly is, very kind of me

I’ve been given those chances
To enjoy all the pasts
Loving what I hated
Tasting what the world really tasted was
It’s been so long this ship
Being on the stormy sea
now the land has been seen
It’s time to land and all must change

It’s clear now
Sweet memories
Bitter memories
All must I leave behind
With my steps
Into my future
A new one

Can I deny not
I miss all those pasts
Which must I leave behind
Now must I be ready
To face a brand new sunrise
That is, brighter than ever after

Even it’s full of sharp thorns
Even it’s spread full of deep valleys
I will keep my steps up
With the spirit of struggling
Spirit of my past

My time shall be over soon
It’s no use
To grumbling over it again
All must be done

Now...
I’m not the one I were
I’ve been dead; now I’m relived

My time has been over now
It’s time to raise my voice and sing:

Farewell my past...

Bahasa Indonesia

Aku tak tahu apa yang harus kukatakan...

Rasanya baru kemarin
Waktu mulai bergulir

Saat-saat bahagia itu
Bahkan saat-saat tidak menyenangkan
Begitu cepatnya akan berlalu

Pertama menghadapi situasi yang tidak menyenangkan
Betapa inginnya aku berlari dari kenyataan
Berlari dari belenggu yang akan mengikat
Semua kebahagiaan yang begitu nikmat

Roda waktu pun tak berhenti bergulir
Sesekali kusesali
Apa yang telah kualami
Andai semuanya tak perlu terjadi
Andai waktu bisa berputar kembali

Tuan Waktu terus menjalankan tugasnya
Dan perlahan
Mulai kunikmati semua keadaan
Tak lagi aku merasa benci; tak lagi
Sekarang
Semuanya justru menyenangkan

Kulalui berbagai rintangan dengan ringan
Kumelangkah dengan yakin dan pasti
Bahwa aku akan menuju pintu gerbang kemenangan
Yang sudah terbuka
Menantiku untuk mengakhiri semua
Justru saat itulah aku sadar
Akan datangnya Sang Perpisahan

Aku mulai kehilangan semangat
Untuk melangkah lebih jauh lagi
Menuju pintu gerbang kebebasan
Yang sebenarnya adalah pintu keluar kebersamaan
Semua yang telah kubangun akan kutinggalkan begitu saja
Semua tali yang telah kuikat harus dilepaskan
Saat itulah aku sadar
Aku tak mau menyongsong Sang Perpisahan

Bapa Waktu seakan tak peduli
Memaksaku terus melangkah pergi
Kini waktunya tinggal sedikit
Dan aku semakin sakit
Ah, sebegitu kejamnya kah Sang Bapa Waktu
Sehingga semua makhluk bernyawa
Harus tunduk pada kehendak-Nya
Tak adakah setitik kesempatan lagi
Untuk memulainya sekali lagi

Aku hanya bisa merenung
Memori masa lalu pun mengalir bagai anak sungai
Kembali kuingat masa-masa itu
Masa-masa penuh pencobaan
Yang akhirnya berbalik penuh kegembiraan
Namun, rasanya mulai kusadari
Apa yang harus terjadi
Yang tak mungkin kuhindari
Yang tak mungkin kuperintah
Sesuai apa yang ingin kudapat

Aku mulai sadar
Tiap awal ada akhir
Aku telah mengawali; kini saatnya mengakhiri
Aku mulai sadar
Tiap perjumpaan ada perpisahan
Aku telah berjumpa; kini saatnya berpisah
Aku mulai sadar
Bapa Waktu tak sekejam itu
Justru Ia amat baik padaku

Aku telah diberi kesempatan
Menikmati masa lalu
Mencintai apa yang semula kubenci
Mencicipi sedikit asam garam kehidupan
Telah lama bahtera ini
Terombang-ambing dalam badai
Kini daratan telah kelihatan
Saatnya menepi dan suasana berganti

Jelaslah sudah
Kenangan manis
Kenangan pahit
Semuanya akan tertinggal di belakang
Seiring jejak langkahku
Menuju masa depan
Masa yang baru

Tak dapat dipungkiri
Aku merindukan masa lalu
Yang harus segera kutinggalkan
Kini aku harus siap
Menyongsong matahari pagi
Yang lebih cerah

Walaupun penuh duri tajam
Walaupun bertebaran jurang dalam
Aku akan terus melangkah
Diiringi semangat berjuang
Semangat dari masa lalu

Waktuku hampir berakhir
Tak ada gunanya
Berkeluh kesah
Semuanya harus terjadi

Kini
Aku bukan yang dulu lagi
Aku telah mati namun hidup kembali

Waktuku telah berlalu
Kini saatnya untuk bersenandung

Selamat tinggal masa laluku...

Referensi

<references />